Sila –sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, maka esensi
seluruh sila-silanya merupakan kesatuan. Pancasila adalah kepribadian
bangsa indonesia bukan dari luar. Adapun yang menjadi unsur-unsur
pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu. Adanya
pancasila terdapat di dalam dirinya sendiri, sebab itu pancasila adalah
suatu subtansi yang mengandung esensi. oleh karena itu akan kami
jelaskan esensi-esensi kelima sila tersebut beserta pengamalanya didalam
kehidupan masyarakat.
1.Ketuhanan Adalah Kesesuaian Dengan Hakikat Dan Sifat-Sifat Tuhan
Hakikat tuhan itu sendiri sebenarnya sangat sulit untuk
diketahui,akan tetapi kita bisa melihat contoh yang dikemukaan
aristoteles tentang adanya causa prima atau sebab pertama yang tidak
disebabkan. berbeda dengan hakikat yaitu sifat-sifat tuhan yang lebih
mudah kita pikirkan karena tuhan mempunyai sifat yang tidak
terbatas,misalnya tuhan maha pengasih, penyayang, adil, sabar dan
sebagainya.
Oleh karena itu kita sebagai manusia ciptaanya dan menjadi masyrakat
Indonesia khususnya wajib bertaqwa kepada tuhan YME serta menjalankan
segala perintahnya,selain itu kta sebagai makhluk tuhan harus bisa
meniru sifat sifat yang ada pada diri tuhan meskipun dengan frekuensi
yang jauh lebih rendah dibandingkan tuhan yaitu kita harus kasih saying
sesama, adil, saling menghoramati dan lain sebagainya.
2.Kemanusiaan Adalah Kesesuaian Dengan Hakikat Manusia
Kita tahu bahwa susunan kodrat manusia itu terdiri dari jiwa dan
raga.jiwa terdiri atas akal, rasa, karsa.dan tubuh terdiri atas
unsur-unsur benda mati tunbuh-tumbuhan dan binatang. Sedangkan menurut
sifat kodratnya, manusia merupakan kesatuan individu dan makhlik sosial
atau disebut dengan monodualis social, ekonomi, politik. Menurut
kedudukan kodratnya, manusia merupakan kesatuan individu yang berdiri
sendiri dan sebagai makhluk tuhan atau disebut dengan monodualis
religion.
Oleh karena iu sebagai manusia yang mempunyai susunan, sifat,
kedudukan kodrat yang sama kita harus dapat mencintai sesama,
mengembangkan sikap tenggang rasa, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
3.Persatuan Adalah Kesesuaian Dengan Hakikat Satu
Kata satu merupakan sesuatu yang bulat, tidak dapat dipecah-pecah.
persatuan Indonesia pada hakikatnya bahwa bangsa Indonesia yang
berjumlah jutaan jiwa dan mempunyai adat istiadat, agama, kepercayaan,
kebudayaan yang berbeda-beda itu merupakan satu kesatuan.
Oleh karena itu didalam pergaulan satu sama lain kita harus dapat
menunjukan rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal
ika, meskipun berbeda-beda kita harus saling menghormati, menjaga karena
satu jua.selain itu kita harus menyadari bahwa kita bertanah air satu
yaitu tana air Indonesia, sehingga harus cinta tanah air dan bangsa.
4.Kerakyatan Adalah Kesesuaian Dengan Hakikat Rakyat
Rakyat adalah manusia-manusia yang bertempat tinggal disuatu Negara.
istilah hakikat rakyat menunjukan keseluruhan, jadi bukan bagian-bagian,
meskipun keseluruhan itu terdiri dari bagian-bagian.maka antara
keseluruhan dan bagian ada hubungan yang erat.oleh karena itu kita harus
saling bekerja sama, bergotong royong untuk mewujudkan cita-cita kita
dan bangsa. Dan kita harus menjawab tantangan bersama, memecahkan
persoalan secara bersama.dan musyawarah bersama hal ini semua harus
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan sehingga tercapai sifat kekeluargaan.
5.Keadilan Adalah Kesesuaian Dengan Hakikat Adil
Adil disini dapat diartikan menempatkan sesuatu atau hak dan
kewajiban pada tempatnya. berbuat adil kepada diri sendiri berarti
berbuat yang serasi antara hak dan kewajiban, berbuat adil kepada
masyarakat berarti berlaku adil sesama warganya.berbuat adil terhadap
alam berarti kita tidak boleh berbuat semena-mena dan merusak lingkungan
hidup.berbuat adil kepada tuhan berarti melaksanakan kewajiban terhadap
Tuhanya.oleh karena itu kita harus bersifat adil terhadap diri kita,
orang lain, alam Negara dan tuhanya.jangan sampai melakukan perbuatan
yang merugikan kepentingan umum dan berusaha mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial
referensi :
Drs. H. Kaelan, m.s. 2000. Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar