Rabu, 30 April 2014

Teori Perbedaan Proposal Ilmiah dan Proposal Semi Ilmiah

TEORI PROPOSAL (ILMIAH DAN SEMI ILMIAH)

Definisi
Proposal adalah rencana yang disusun secara sistematika dan terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal (Finoza, 1999 : 157).

Kerangka Proposal
Kerangka proposal adalah sebagai berikut :
1. Dasar Pemikiran. Dalam dasar pemikiran sebuah proposal dicantumkan pokok-pokok pemikiran perlunya melaksanakan kegiatan tertentu.
2. Jenis Kegiatan. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan harus dijelaskan dalam proposal.
3. Tema Kegiatan. Tema kegiatan dalam sebuah proposal berisi inti-inti kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
4. Tujuan Kegiatan. Tujuan kegiatan harus dijelaskan agar orang mengetahuinya. Penyusun proposal perlu merumuskan tujuan sedemikian rupa agar yang akan dicapai dapat diketahui dan dirasakan oleh pembaca proposal.
5. Peserta Kegiatan. Peserta kegiatan meliputi siapa serta berapa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan harus jelas dalam sebuah proposal.
7. Susunan Kepanitiaan. Para penyusun proposal dari suatu tim perlu menyelksi kualifikasi dan bobot orang-orang yang duduk sebagai panitia pelaksanaan dalam kegiatan yang direncanakannya. Hal ini untuk menjamin kelancaran jalannya suatu kegiatan.
8. Anggaran Biaya. Anggaran biaya dalam suatu proposal harus dicantumkan, tetapi penyusunannya harus logis dan realistis, serta harus memperhatikan keseimbangan antara pengeluaran dan penghasilan. Hal ini agar diterima secara logis oleh penyandang dana.
9. Acara Kegiatan. Jadwal atau acara kegiatan harus jelas dan terperinci. Dengan demikian, pada waktu nanti tidak terjadi hal-hal yang menyimpang dari acra yang sudah ditentukan. Hal ini juga bertujuan untuk mengefektifkan waktu selama kegiatan berlangsung.
10. Penutup. Penutup merupakan bagian akhir yang berfungsi menekankan bahwa proposal diajukan dengan sungguh-sungguh dan dijelaskan pentingnya kegiatan yang akan dilaksanakan. Hendaknya dalam bagian ini tergambar sikap optimis dari pembuat proposal.

Syarat Penyusunan Proposal
Proposal yang kita susun perlu memiliki hal - hal berikut :
- Memiliki struktur dan logika yang jelas
- Hasil kegiatan itu terstruktur
- Rumuskanlah jenis kegiatan secara jelas, inovatif, terperinci, dan betul-betul dapat dikuasai atau dikerjakan
- Hubungan kegiatan dengan dana yang diperlukan harus rasional dan tidak mengada-ada

Fungsi Proposal
Proposal memiliki fungsi yang sangat penting bagi perseorangan atau lembaga yang akan melakukan usaha, program, atau kegiatan. Fungsi dari proposal adalah sebagai berikut :
- Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial,politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
- Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
- Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
- Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
- Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.

Jenis Proposal
Ada banyak jenis proposal yang berkaitan dengan aktivitas manusia di kehidupan ini. Secara umum, berikut ini beberapa jenis proposal yang biasa dibuat dan diajukan banyak orang :
- Proposal bisnis, contohnya proposal pendirian usaha.
- Proposal proyek, contohnya proposal pengajuan dana kepada lembaga donor.
- Proposal penelitian, contohnya proposal skripsi, tesis, dan disertasi.
- Proposal kegiatan, contohnya proposal kegiatan seminar, pelatihan, dan lomba.
Karya Ilmiah
Pengertian karya ilmiah yaitu karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi, atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur dengan menggunakan bahasa baku, serta di dukung oleh fakta teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1.    Menyampaikan gagasan,
2.    Memenuhi tugas dalam studi,
3.    Untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan,
4.    Mengikuti perlomabaan serta
5.    Menyebar luaskan ilmu pengetahuan / hasil penelitian

Fungsi dari karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1.    Rujukan untuk meningkatkan wawasan, serta
2.    Menyebarluaskan ilmu pengetahuan

Sedangkan bagi penulis, penulis karya ilmiah bermanfaat untuk:
1.    Meningkatkan ketrampilan membaca dan menulis,
2.    Berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistimatis, memperluas wawasan,
3.    Serta memberi kepuasan intelektual,
4.    Di samping menyumbang terhadap kepuasan cakrawala ilmu pengetahuan

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat jasanya terdiri dari:
1.    Bagian awal (pendahuluan),
2.    Bagian inti (pokok pembahasan) dan
3.    Bagian penutup.
Bagian awal merupakan pengantar bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin di sampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau sub topik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut
komponen karya ilmiah berfariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel karya ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak
Analisis pembaca yang akan di tuju salah satu ciri tulisan yang efektif adalah membantu pembacanya mengerti sesuatu yang diuraikan di dalamnya. Kewajiban seorang penulis karya ilmiah di sini adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah di pahami oleh pembacanya dalam kata lain sebelum menulis. Ada baiknya kita sudah harus mengidentivikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal ini sangat penting karena dengan mengetahui latar belakang pengetahuan dan minat pembaca, akan mempermudah kita dalam mengorganisasikan materi sajian dan cara penyampaiannya
Semi Ilmiah
Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri-ciri Semi Ilmiah
  1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
  2. Fakta ang disimpulkan subjektif 
  3. Gaya bahasa formal dan popular 
  4. Mementingkan diri penulis 
  5. Melebih-lebihkan sesuatu 
  6. Usulan-usulan bersifat argumentative, dan 
  7. Bersifat persuasif
sumber :
Hasim. 2012. “Mengenal Proposal”. Dalamhttp://hasim319.wordpress.com/2011/05/07/mengenal-proposal/

Hendry. 2010. “Menyusun Proposal Penelitian”. Dalamhttp://teorionline.wordpress.com/2010/01/23/menyusun-proposal-penelitian/

Pengertian Ahli. Tanpa Tahun. “Pengertian, Fungsi, Jenis Proposal”. Dalamhttp://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-fungsi-jenis-proposal.html

Purbaya, Fredy. 2012. “Proposal dan Laporan”. Dalamhttp://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2012/05/04/proposal-dan-laporan/

Terbaru dan Terbaik. Tanpa Tahun. “Contoh Proposal Kegiatan Sistematika”. Dalamhttp://terbaru-terbaik.blogspot.com/2012/11/contoh-proposal-kegiatan-sistematika.html

Alfaini, Husnia. 2011. “Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non-Ilmiah”. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/perbedaan-karangan-karya-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/. (Diakses tanggal 25 April 2014)

http://www.slideshare.net/ (Diakses tanggal 25 April 2014)

Permatasari, Desi. 2013. Pebedaan Karya Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah. http://echiedp.blogspot.com/2013/03/pebedaan-karya-ilmiah-semi-ilmiah-dan.html. (Diakses tanggal 25 April 2014

 

Teori-Teori Tentang Perbedaan Karangan

Karangan merupakan karya tulis hasil seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami 
E. Kosasih (2003:26) menjelaskanbahwa karangan adalah bentuk yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalan satu kesatuan tema yang utuh. Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa karangan itu ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berpikir.

Karangan dibagi menjadi 2 jenis yaitu karangan ilmiah dan karangan non ilmiah.


A.      KARYA ILMIAH

I.      Pengertian karangan ilmiah menurut para ahli adalah:
a.       Brotowidjoyo (1985: 8-9) mengatakan bahwa “karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis  menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”.
b.      Wahyu (2001: 61) mengatakan bahwa “suatu karangan dapat dikatakan ilmiah jika ia mengungkapkan suatu permasalahan dengan metode ilmiah”.
c.       Maryadi dalam Harun, dkk (2001: 14) mendefinisikan karya ilmiah yaitu “suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu permasalahan tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan”.
d.      Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan( yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan,kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan oranglain sebelumnya.(Dwiloka dan Riana, 2005:1-2)
e.       Salah satu dasar penggolongan karangan disebut oleh jones(1960), yang membagi karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah, berdasarkan fakta yang disajikan dalam karangan itu, yaitu fakta umum dan fakta pribadi.(Haryanto dkk, 2000:7) Penggolongan bisa pula dilakukan berdasarkan metodologi penulisanya, menjadi karangan ilmiah dan karangan tidak ilmiah. Bila karangan menyajikan fakta umum maupun pribadi, namun disajikan tidak dengan metoda yang baik dan benar maka disebut karangan yang tidak ilmiah(Haryanto dkk, 2000:7)
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah hasil penelitian atau pengkajian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang atau sebuah tim yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, etika keilmuan, memenuhi kaidah dan menurut metodolog penulisan yang baik dan benar agar mendapatkan kawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang ada.

  Pada dasarnya dapat di tarik kesimpulan bahwa karya ilmiah merupakan karya hasil pengembangan berbagaimacam ilmu yang menggunakan berbagai macam metode ilmiah baik dari kepustakaan , kumpulan pengalaman, penelitian hingga dengan mengacu pada pengetahuan atau pendapat oranglain sebelumnya, dan disajikan dengan sistematika yang berlaku dalam kepenulisan karangan ilmiah yang mutakir mennggunakan bahasa yang baku sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

II.  Ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:

1. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

6.  Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
7.  Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

 III. Syarat Karya Ilmiah
Berikut ini adalah syarat-syarat karya ilmiah :

1.      Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2.      Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3.      Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4.      Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5.      Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6.      Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

B. KARYA TULIS NON-ILMIAH

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

I.     Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :
1.      ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2.      fakta yang disimpulkan subyektif,
3.      gaya bahasa konotatif dan populer,
4.      tidak memuat hipotesis,
5.      penyajian dibarengi dengan sejarah,
6.      bersifat imajinatif,
7.      situasi didramatisir,
8.      bersifat persuasif.
9.      tanpa dukungan bukti
II.   Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah :
1.    dongeng
2.    cerpen
3.    novel
4.    drama
5.     roman.

C. PERBEDAAN KARYA ILMIAH DENGAN KARYA NON-ILMIAH

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Keduakarya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketigadalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel,  feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat : 
(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit 
                 informasi
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara 
                     berfikir pembaca dan cukup informatif
(3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

Hal yang membedakan karangan ilmiah dengan karangan non-ilmiah adalah cara penyajianya, karangan ilmiah akan menyajikan fakta  namun tidak menggunakan metode ilmiah maka karangan tersebut belum disebut karangan ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA :
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html 
www.wikipedia.com/karangan
www.wikipedia.com/perbedaan- karangan/ 
eprints.uny.ac.id/8200/3/BAB%202-07205244110.pdf
http://tentangndha.blogspot.com/2011/03/perbedaan-karangan-ilmiah-semi-ilmiah.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/perbedaan-karangan-2/

Manfaat Kulit Manggis



Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi tentang manfaat kulit manggis atau yang memiliki nama ilmiah garcinia mangostana pericarpium  yang akhir-akhir ini kita sering melihat iklannya diberbagai media seperti di televisi.
Kulit manggis sebagai antioksidan paling tinggi diantara buah-buah yang lainnya yaitu mencapai 2000 ORAC. ORAC sendiri singkatan dari  Oxygen Radical Absorbance Capacity, yaitu kemampuan antioksidan menetralkan radikal bebas. Kulit manggis mengandung zat yang bernama xanthone yang memiliki khasiat sebagai antioksidan yang berfungsi untuk membantu meregenerasi sel-sel yang rusak serta berfungsi sebagai immunomodulator sehingga kekebalan dan stamina tubuh dapat meningkat. Ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang zaman sekarang yang diharuskan memiliki stamina yang tinggi di persaingan yang sangat ketat ini. Senyawa xanthone pada kulit manggis dibagi menjadi dua, yaitu senyawa alfamangostin, betamangostin, mangostinone, dan gracinone E.
Alfamangostin memiliki aktivitas tertinggi yang berperan dalam menghambat pertumbuhan sel kanker didalam tubuh dan gracinone memiliki sifat sitotoksik terhadap sel kanker sehingga mampu membunuh sel kanker. Ekstrak kulit manggis dapat membunuh sel kanker namun tidak membahayakan sel lain yang sehat.
Alfamangostin dan betamangostin juga terbukti secara ilmiah dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare, disentri dan tifus. Penyebab TBC (Tuberculosis) yang bernama mycobacterium tuberculosis juga dapat ditekan pertumbuhannya oleh alfamangostin, betamangostin dan gracinone.
Secara garis besar manfaat kulit manggis memang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk menjaga kesehatan, daya tahan tubuh dan stamina. Adapun khasiat dan kegunaan dari kulit manggis antara lain :
·         Sebagai Anti Oksidan (Penangkal Radikal Bebas seperti Polusi)
·         Meningkatkan Daya Tahan Tubuh dan Penambah Stamina
·         Menghambat Pertumbuhan Sel Kanker (Payudara, Usus, Prostat, Getah Bening)
·         Memelihara Kesehatan Jantung
·         Menurunkan Hipertensi (Darah Tinggi)
·         Stroke
·         Menurunkan Kolesterol
·         Asam Urat, Reumatik dan Nyeri Sendi
·         Diabetes
·         Anti Alergi
·         Anti Mikroba
Sebenarnya masih banyak lagi khasiat yang terdapat di ekstrak kulit manggis, tapi poin-poin diatas sudah mewakili manfaat kulit manggis. Disarankan agar untuk membeli suplemen saja dan tidak membuat sendiri. Selain lebih praktis dan lebih higienis, supaya tidak dapat masuk zat-zat yang tidak bermanfaat masuk kedalam tubuh. Tidak lupa untuk menjaga kesehatan pola makan dan olahraga yang teratur.