A.
Pengertian
Penyebaran Inovasi
Pentingnya penggunaan produk baru sudah jelas, tetapi seseorang
mungkin akan bertanya mengapa keputusan konsumen tentang produk baru harus
dipelajari dengan cara berbeda dengan keputusan tentang produk lain. Perbedaan
utama dalam analisis tradisional mengenai penyebaran inovasi yaitu penekanan
pada komunikasi di dalam struktur sosial dan bukan pemprosesan informasi
individual.
Adapun definisi dari penyebaran inovasi menurut Rogers adalah
sebagai proses dikomunikasikannya inovasi (ide baru) melalui saluran tertentu
selamanya diantara para anggota sistem sosial.
Proses penyebaran (diffusion process) berhubungan dengan
cara inovasi tersebar, yaitu cara inovasi berasimilasi dengan pasar. Lebih
tepatnya, penyebaran adalah proses menyebarnya penerimaan inovasi tertentu oleh
komunikasi kepada para anggota sistem sosial tertentu selama jangka waktu
tertentu.
B.
Proses
Penyebaran Inovasi
Studi tentang penyebaran inovasi dapat dikelompokkan untuk
mengidentifikasikan faktor determinan dari keberhasilan suatu produk baru.
Unsur utama dalam penyebaran inovasi mencakup empat faktor, yaitu :
1.
Inovasi
Pemahaman terhadap produk baru merupakan hal yang sangat penting.
Namun, tidak ada definisi istilah inovasi atau produk baru yang dapat diterima
secara universal. Definisi yang paling lazim diterima ialah bahwa inovasi yaitu
ide atau produk apa pun yang dirasakan oleh calon konsumen sebagai sesuatu yang
baru.
Jenis-jenis inovasi diklasifikasi sebagai berikut :
·
Inovasi
terus-menerus,
·
Inovasi terus
menerus secara dinamis, serta
2.
Komunikasi
Komunikasi adalah proses yang digunakan konsumen dan organisasi
pemasaran untuk saling membagi informasi guna mencapai pengertian bersama.
Komunikasi penting sekali bagi penerimaan yang menyebar luas akan produk baru.
Suatu produk baru akan segera menyebar luas ke masyarakat (konsumen) jika
perusahaan memanfaatkan saluran komunikasi yang banyak dan jangkauannya luas.
Beberapa kecepatan inovasi menyebar ke seluruh pasar tergantung pada banyaknya
komunikasi antara pemasar dan para konsumen, maupun komunikasi diantara para
konsumen (komunikasi lisan).
3.
Waktu
Waktu merupakan tulang punggung proses penyebaran. Lamanya waktu yang
diperlukan bagi produk baru relatif bervariasi, mulai dari dikenalkan sampai
produk tersebut dibeli dan digunakan secara luas oleh masyarakat. Seringkali
perusahaan gagal sewaktu memperkenalkan produk baru karena mereka meremehkan
waktu yang diperlukan oleh produk baru untuk menyebar ke seluruh pasar.
Pemahaman akan waktu dan proses yang diperlukan agar adopsi terjadi mungkin
membantu menjelaskan mengapa begitu banyak produk baru gagal, khususnya ketika
produk bersangkutan merupakan inovasi terputus.
4.
Sistem Sosial
Penyebaran produk baru biasanya terjadi di lingkungan sosial
tertentu yang sering disebut sistem sosial. Analisa tentang sistem sosial
menunjukkan bahwa orang dari status sosial yang tinggi bergerak ke atas,
berpendidikan, dan diberi kehormatan sehubungan dengan orang lain di dalam
sistem sosial tinggi dalam keinovatifan.
Sistem sosial yang merupakan lingkungan fisik, sosial dan budaya yang
ada di suatu masyarakat mempunyai peran penting terhadap penyebaran inovasi.
Pada umumnya sistem sosial masyarakat modern lebih mudah menerima inovasi
dibandingkan masyarakat yang berorientasi pada sistem sosial tradisional.
C.
Proses Adopsi
Adopsi adalah suatu kegiatan seseorang dalam membuat keputusan dan
melalui ini inovasi diterima. Adopsi produk baru harus dimengerti dalam konteks
yang temporal.[3]
Proses adopsi merupakan tahap-tahap yag dilalui seorang konsumen sebelum sampai
pada keputusan untuk mencoba atau tidak mencoba atau terus menggunakan atau berhenti menggunakan suatu
produk baru. Adopsi sebagai suatu proses sepanjang waktu sudah dimengerti oleh
para ahli pemasaran untuk waktu yang lama.
Sering diasumsikan bahwa konsumen bergerak melalui 5 tahap untuk
sampai ke keputusan untuk membeli atau menolak produk baru tertentu,
tahapan-tahapan tersebut antaralain :
1.
Tahap Kesadaran
Pada tahap ini konsumen mengetahui adanya ide-ide baru tapi kurang
informasi mengenai hal inovasi atau informasi yang diperoleh sangat terbatas.
2.
Tahap Minat
Pada tahap ini konsumen mulai menaruh minat terhadap inovasi dan
mencari informasi lebih banyak mengenai inovasi tersebut.
3.
Tahap Penilaian
Pada tahap ini konsumen melakukan penilaian terhadap produk baru
berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dan mencoba untuk mengkaitkannya
dengan kondisinya sebelum memutuskan untuk mencoba.
4.
Tahap Percobaan
Pada tahap ini konsumen menggunakan atau mencoba inovasi untuk
memastikan ide-ide itu dalam skala kecil untuk menentukan kegunaannya, sesuai
atau tidak dengan dirinya.
5.
Tahap
Penerimaan
Pada tahap ini konsumen berdasarkan evaluasinya selama mencoba produk
dan merasakan hasilnya akan memutuskan menggunakan produk jika ternyata produk
baru dinilai sesuai dengan harapan dan keinginan.
D.
Inovator
Konsumen
Mengenali inovator sangatlah penting bagi pemasar agar dapat
mengarahkan secara tepat sasaran komunikasi pemasarannya yang akan dilakukan.
Inovator adalah suatu kelompok perintis yang pertama-tama mengadopsi sebuah
inovasi dengan jumlah kurang lebih 3% dari pasar. Meskipun jumlahnya sedikit,
namun dalam perilaku pembelian kelompok ini memainkan peran yang sangat
penting.
Tidak mengherankan bahwa inovator konsumen dibandingkan para
pengadopsi yang terlambat maupun bukan pemakai, jauh lebih tertarik pada
berbagai kategori produk sehingga mereka berada diantara yang pertama melakukan
pembelian. Para inovator konsumen lebih mungkin untuk mencari informasi
mengenai minat khusus mereka dari berbagai macam sumber informal dan media
massa. Mereka lebih mempertimbangkan untuk membeli produk atau jasa baru di
bidang minat mereka dibandingkan bukan inovator.
Pada umumnya konsumen inovator mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
1.
Mempunyai minat
yang kuat terhadap produk baru dibandingkan dengan pengguna awal dan pengguna
akhir konsumen,
2.
Sikapnya
cenderung positif terhadap informasi-informasi baru dari inovasi produk,
3.
Mempunyai
keberanian dalam mengambil resiko, cenderung percaya diri, serta mempunyai
kebutuhan yang tinggi untuk keunikan,
4.
Cenderung tidak
loyal terhadap merk sehingga mereka lebih mudah pindah dari satu merek ke merek
yang lain,
5.
Cenderung
menjadi pengguna berat terhadap satu kategori produk yang dia inovatif terhadap
kategori produk itu,
6.
Cenderung
mempunyai hubungan sosial yang luas, serta
7.
Cenderung lebih
mempercayai sumber-sumber informasi yang objektif.Referensi :
Schiffman, G. Leon dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku
Konsumen Edisi Ketujuh. Jakarta: PT Indeks.
Setiadi, J. Nugroho. 2010. Perilaku Konsumen Perspektif
Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana.
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
www.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar